Zinc memiliki peran penting dalam kesehatan reproduksi wanita karena pengaruhnya terhadap produksi hormon seperti FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) yang mengatur ovulasi. Kekurangan zinc dapat mengganggu perkembangan ovarium dan menyebabkan gangguan pada siklus haid serta menurunkan kesuburan. Penelitian telah menunjukkan bahwa zinc juga terlibat dalam pematangan oosit dan pembelahan sel selama meiosis, sehingga memiliki peran vital dalam proses fertilisasi.
Selain itu, zinc juga berperan dalam menjaga stabilnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Pada masa menopause, zinc membantu menjaga kesehatan jaringan vagina dan kolagen, yang berkontribusi dalam menjaga elastisitas kulit serta kenyamanan area intim.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2020 menunjukkan bahwa suplementasi zinc dapat membantu memperbaiki gejala Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). PCOS merupakan gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduktif. Zinc memiliki efek anti-androgenik dengan menghambat enzim 5α-reduktase yang berperan dalam proses pengubahan testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT). Suplementasi zinc juga terbukti bisa menurunkan kadar insulin serta memperbaiki indeks resistensi insulin (HOMA-IR), serta menurunkan kolesterol total, trigliserida, dan LDL. Dengan demikian, zinc dapat membantu wanita dengan PCOS mencapai keseimbangan hormon yang lebih baik serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Source link