Ammar Zoni, mantan artis, kembali menjadi sorotan publik setelah dikaitkan dengan peredaran sabu dan tembakau sintetis di Rutan Salemba melalui aplikasi Zangi. Kasus ini terungkap setelah Ammar diserahkan bersama barang bukti kepada JPU pada Rabu (8/10). Dari penyelidikan, terungkap bahwa Ammar berperan sebagai penerima narkotika yang didistribusikan ke narapidana lain di dalam lapas. Polisi juga menetapkan enam tersangka lain dalam kasus ini. Para tersangka diduga memiliki barang bukti seperti sabu, ganja, tembakau sintetis, dan perlengkapan terkait lainnya.
Aplikasi Zangi, yang digunakan Ammar dalam kasus ini, merupakan aplikasi pesan instan berbasis di Silicon Valley dengan fokus pada keamanan dan kualitas komunikasi pribadi. Dibandingkan dengan aplikasi pesan lainnya, Zangi tidak membutuhkan nomor telepon untuk mendaftar dan mengklaim tidak menyimpan data pengguna di server mereka. Keamanan Zangi didasari pada enkripsi end-to-end berstandar militer (AES-256) yang melindungi setiap bentuk komunikasi dari pemantauan eksternal.
Fitur-fitur unggulan Zangi termasuk registrasi anonim, tanpa pengumpulan data pengguna oleh pihak ketiga, enkripsi standar militer, kualitas panggilan premium, dan transfer pesan dan file yang cepat. Kombinasi keamanan tinggi, privasi, dan kecepatan membuat Zangi sulit disusupi oleh pihak asing atau sistem pemantauan digital. Dengan berbagai kelebihan tersebut, Zangi menjadi salah satu aplikasi komunikasi yang sangat sulit disusupi oleh pihak luar maupun sistem pemantauan digital.
