Liputan6.com, Jakarta – Kesulitan tidur di malam hari bisa dialami siapa saja. Kondisi ini biasa dikenal sebagai insomnia. Menurut dr Riesha Amanda Fitria, penyebab insomia beragam, bisa karena masalah fisik maupun mental.
“Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan atau tidak bisa tidur. Penyebabnya bisa sangat beragam, bisa karena masalah fisik ataupun mental, seperti stres, mengingat peristiwa traumatis, perubahan kebiasaan tidur, jet lag, serta mengonsumsi obat-obatan tertentu,” tutur Riesha dalam healthy talkshow “Bahaya Insomnia, Bagaimana Cara Agar Tidur Lebih Berkualitas” di RPTRA Bhinneka Petukangan, Jakarta, Minggu (3/11).
Banyak orang menduga jika insomnia ditandai dengan kantuk yang tak kunjung datang. Namun, Riesha mengatakan, terjaga di malam hari dan tidak bisa tidur lagi pun merupakan tanda insomnia.
“Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali itu juga termasuk dalam gejala insomnia,” ujar dokter dari Fabella Clinic Aesthetic itu.
Bahkan tidak bisa tidur siang meski tubuh terasa lelah pun merupakan gejala insomnia.
“Termasuk merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa beraktivitas secara baik pada siang hari,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Riesha menjelaskan ada tiga jenis insomnia berdasarkan tahapannya, yakni:
Early Insomia
Ini merupakan gangguan dimana seseorang kesulitan memulai tidur meski sebetulnya sudah lelah dan mengantuk
Middle Insomnia
Kondisi yang juga dikenal sebagai insomnia tengah malam adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk kembali tidur setelah terbangun di malam hari atau dini hari.
“Insomnia tengah malam juga dikenal sebagai insomnia pemeliharaan tidur,” ucap Riesha.
Late Insomnia
Gangguan tidur ini terjadi ketika seseorang terbangun lebih awal dari waktu bangun biasanya, mendakati pagi hari dan tidak bisa kembali tidur.