26.3 C
Jakarta
HomeKesehatanSinergi Layanan Kesehatan untuk Puncak Haji Indonesia-Malaysia

Sinergi Layanan Kesehatan untuk Puncak Haji Indonesia-Malaysia

Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 9 Dzulhijjah, perhatian berbagai negara pengirim jemaah tertuju pada kesiapan layanan kesehatan. Dengan jutaan jemaah haji berkumpul di satu lokasi dalam kondisi cuaca ekstrem, pelayanan medis menjadi tantangan tersendiri—terutama bagi negara dengan jumlah jemaah besar seperti Indonesia dan Malaysia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun sinergi antarnegara. Seperti yang dilakukan tim petugas kesehatan haji Malaysia yang mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah pada 31 Mei lalu.

Kunjungan dipimpin oleh Pengarah Operasi Rombongan Haji Perubatan, dr. Shafiq Samsudin, bertujuan untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai strategi pelayanan kesehatan haji yang efektif di tengah regulasi ketat dari Pemerintah Arab Saudi. “Dari 31.600 jemaah haji Malaysia, petugas kami sebelumnya hanya mendapat jatah kurang dari 316 orang. Padahal, idealnya rasio yang dibutuhkan adalah 1 petugas : 100 jemaah,” ungkap dr. Shafiq. Ia menambahkan bahwa meski akhirnya Pemerintah Arab Saudi menambahkan kuota petugas, negosiasi tetap diperlukan agar tim medis tidak terdampak pengurangan.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi, menurut dr. Shafiq, adalah kebijakan Arab Saudi yang membatasi tim medis masing-masing negara untuk menangani jemaah secara langsung. “Singapura, Malaysia, termasuk kami pun merasakan kesulitan menyesuaikan diri terhadap peraturan di sini, di mana penanganan jemaah sakit hanya boleh dirujuk dan dilakukan di RS Arab Saudi (RSAS).”

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer