30.1 C
Jakarta
HomeOpiniKontroversi Filsafat: Alat Bukan Tujuan

Kontroversi Filsafat: Alat Bukan Tujuan

Filsafat sering kali dianggap sebagai bidang yang rumit, aneh, terlalu panjang, bahkan menyesatkan. Banyak orang menghindari mempelajari filsafat karena kurangnya pemahaman mereka tentang subjek ini. Namun, di Indonesia belakangan ini, beberapa tokoh mulai menyoroti pentingnya filsafat untuk meluruskan pemahaman yang salah tentangnya. Meskipun demikian, stigma negatif terhadap filsafat masih ada di masyarakat, bahkan beberapa menganggapnya sebagai hal yang terlarang.

Filsafat sebenarnya merupakan disiplin ilmu yang diajarkan di hampir setiap kampus dan jurusan. Studi filsafat, baik umum maupun terapan, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam berpikir kritis, sistematis, universal, dan radikal. Namun, sayangnya, filsafat masih dianggap sebagai hal tabu oleh sebagian masyarakat.

Pemikiran dalam filsafat sering kali kontroversial dan menantang keyakinan umum. Ungkapan seperti “Tuhan telah mati” dari Nietzsche atau “Agama adalah candu” dari Karl Marx, sering kali menimbulkan kontradiksi. Namun, inti dari filsafat sebenarnya bukanlah hasil dari pemikiran filosof, melainkan pada penggunaan akal budi manusia.

Ada beberapa alasan mengapa pemahaman tentang filsafat sering keliru, antara lain karena sikap kritis, radikal, dan sistematis para filosof, pengaruh konteks kehidupan pada pemikiran seseorang, serta keragaman perspektif dalam menilai filsafat. Filsafat sebenarnya bukanlah hasil akhir dari pemikiran, melainkan sebagai alat untuk berpikir dengan bijaksana.

Dalam perkembangan zaman, manusia terus memanfaatkan filsafat sebagai alat untuk menciptakan terobosan ide yang mengubah dunia. Oleh karena itu, stigma negatif terhadap filsafat seharusnya ditinggalkan agar orang dapat menghargai peran penting filsafat dalam kehidupan modern saat ini.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer