30.1 C
Jakarta
HomeResepPangek Pisang: Kisah Manis Ranah Minang yang Menggugah Selera Berbuka

Pangek Pisang: Kisah Manis Ranah Minang yang Menggugah Selera Berbuka

Pada Jumat, 7 Maret 2025, di Padang, terdapat hidangan khas yang masih bertahan di tengah gemuruh kuliner modern. Pangek Pisang, sajian khas Ranah Minang ini, tetap mempertahankan cerita dan cita rasa yang autentik. Kehadirannya menjadi penanda bahwa kelezatan tidak selalu harus instan. Pangek Pisang, saat disantap bersama ketan hitam, memberikan sensasi menyenangkan yang cocok untuk berbuka puasa. Hidangan ini, dibuat dari pisang batu atau pisang kepok, diracik dengan santan kelapa, kunyit, dan bumbu lainnya yang menciptakan harmoni rasa yang unik.

Proses pembuatan Pangek Pisang sebenarnya tidaklah rumit. Pisang kepok dikupas, dicuci, lalu direbus bersama santan, kunyit, gula, dan daun pandan untuk memberikan aroma wangi. Setelah direbus selama sekitar satu jam, pisang lunak dengan warna kuning keemasan siap disajikan. Meskipun memiliki cita rasa yang lezat, Pangek Pisang tidaklah mudah ditemui. Hidangan ini sering muncul pada momen-momen tertentu, terutama dalam prosesi adat Minangkabau.

Di Kabupaten Solok Selatan, Pangek Pisang telah menjadi ikon kuliner yang selalu hadir dalam setiap acara besar. Warna kuning cerahnya menarik perhatian banyak orang. Meski begitu, Pangek Pisang dapat diolah di rumah untuk menu berbuka puasa. Bahan-bahannya mudah didapat di pasar dan proses pengolahannya tidak rumit. Pangek Pisang bukan sekadar hidangan, melainkan cerita tentang warisan dan usaha mempertahankan tradisi.

Hidangan ini mengajak untuk menikmati setiap rasa dan menghargai kelezatan dari yang sederhana. Pangek Pisang adalah bukti bahwa kuliner bisa menjadi penghubung dengan warisan budaya. Jadi, jangan ragu untuk menikmati Pangek Pisang sebagai bagian dari tradisi berbuka puasa yang menggugah selera.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer