RSV alias Respiratory Syncytial Virus adalah virus yang bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Gejala yang muncul mirip dengan flu biasa, seperti batuk, pilek, dan demam. Meskipun gejalanya serupa dengan flu, RSV dapat menjadi sangat berbahaya terutama bagi lansia.
Dokter spesialis paru konsultan, Fariz Nurwidya, memperkirakan bahwa dalam tiga tahun ke depan, Indonesia akan mengalami sekitar 6,1 juta kasus RSV. Angka tersebut menyumbang sebagian besar dari total 15,2 juta infeksi yang diperkirakan terjadi di Asia Tenggara. Penelitian menunjukkan bahwa lansia dengan kondisi seperti pneumonia, gagal jantung kongestif (CHF), asma, dan PPOK memiliki risiko rawat inap yang lebih tinggi ketika terinfeksi RSV.
Komplikasi pernapasan yang berat dapat terjadi pada lansia yang terinfeksi RSV, seperti henti napas, gangguan pernapasan, dan emfisema. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien RSV mungkin memerlukan perawatan profesional di rumah setelah keluar dari rumah sakit. Bahkan, sejumlah pasien harus dirawat kembali dalam waktu tiga bulan setelah keluar dari rumah sakit, dan sebagian dari mereka bahkan bisa meninggal karena komplikasi yang terkait dengan RSV dalam waktu satu tahun setelah hospitalisasi. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan mereka dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan.