Sebuah protes menentang penutupan lembaga ilmu kesehatan di Afganistan terjadi di provinsi Herat. Sekelompok pelajar perempuan bersatu di kantor gubernur Herat dengan tuntutan “Kami tidak akan melepaskan hak kami” dan “Pendidikan adalah hak kami.” Mahasiswa kedokteran dan aktivis dari Kabul menekankan pentingnya peran dokter dan tenaga medis perempuan dalam masyarakat. Organisasi internasional dan hak asasi manusia juga ikut mengkritik larangan tersebut yang berdampak pada akses perempuan terhadap layanan kesehatan. Aktivis Afganistan, Samira Hamidi, mengecam tindakan keras Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan di negara tersebut. Pelarangan ini juga menghambat perempuan untuk mendapatkan layanan kesehatan karena aturan tradisional yang melarang perempuan diperiksa oleh dokter laki-laki. Langkah ini berpotensi menghilangkan tenaga medis perempuan yang seharusnya melayani pasien perempuan secara langsung.