Anak-anak yang menderita kanker sering kali mengalami bullying akibat perubahan fisik yang dialami mereka. Hal ini sering terjadi dalam bentuk verbal, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, Tyas Amalia. Perbedaan fisik seperti botak akibat efek kemoterapi atau penggunaan kursi roda dapat menjadi penyebab utama dari perlakuan tidak menyenangkan yang diterima oleh anak-anak pejuang kanker.

Tak hanya perubahan fisik, perubahan sosial juga memengaruhi penerimaan anak-anak dengan kanker di lingkungan sekitar. Anak-anak yang kurang terlibat dalam aktivitas bermain dan bersekolah cenderung menjadi sasaran bullying, yang berdampak negatif pada aspek psikologis dan sosial mereka. Hal ini terlihat dari pengalaman di Yayasan Pita Kuning, di mana anak-anak kanker yang diledek karena perubahan fisiknya seringkali merasa malu dan enggan berinteraksi.

Bullying yang dialami oleh anak-anak kanker dapat mengakibatkan isolasi sosial dan penurunan kesejahteraan emosional. Dengan adanya dukungan dan pemahaman yang tepat, diharapkan anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker dapat mengatasi perlakuan negatif yang mereka terima dan mendapatkan perlindungan dari lingkungan sekitar.