Hidup yang singkat seringkali dianggap sebagai hal yang memotivasi untuk memanfaatkan setiap momen. Namun, di antara semua makhluk hidup di bumi, manusia memiliki masa hidup yang relatif panjang. Hal ini menimbulkan pertanyaan, hewan mana yang memiliki umur paling pendek?
Jawabannya tidak serta-merta bisa dipastikan dengan pasti. Hewan-hewan dengan umur yang singkat sering sulit untuk diteliti secara detail, sementara masih banyak spesies yang belum terungkap. Namun, lalat capung sering dianggap sebagai salah satu kandidat kuat sebagai hewan dengan umur paling pendek.
Lalat capung menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai nimfa di bawah air, bisa berlangsung selama dua tahun. Ketika mencapai tahap akhir hidup, mereka berubah menjadi serangga bersayap untuk mengalami fase subimago dan imago. Fase ini, yang terfokus pada perkawinan, berlangsung sangat singkat. Sebagian besar lalat capung hanya hidup kurang dari 24 jam setelah memiliki sayap, bahkan ada yang bertahan hanya selama lima menit.
Selama fase subimago dan imago, lalat capung tidak memiliki sistem pencernaan yang berfungsi. Mereka bergantung pada cadangan energi yang dikumpulkan selama menjadi nimfa. Karena tidak memiliki sistem pencernaan yang besar, lalat capung betina memiliki lebih banyak ruang untuk menyimpan telur. Dengan jumlah telur yang bisa mencapai lebih dari 10.000, mereka dapat mengoptimalkan masa dewasa yang sangat singkat dengan efisien.
Meskipun kehidupan lalat capung terbilang singkat, mereka tetap memiliki peran penting dalam ekosistem. Dengan melestarikan keberadaan hewan-hewan seperti lalat capung, kita juga turut menjaga keseimbangan alam.