Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL pada tahun 2024 sedang berusaha menyelesaikan dua dokumen strategis, yaitu Rencana Strategis (Renstra) TNI AL 2025–2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025–2044. Dokumen-dokumen tersebut akan menjadi panduan bagi pembangunan kekuatan TNI AL di masa depan setelah pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) selesai pada akhir tahun 2024.
Menurut KSAL, dokumen-dokumen tersebut juga akan mencerminkan visi Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045, yang dikenal sebagai Visi Indonesia Emas 2045. Sebagai bagian dari visi ini, TNI AL berencana untuk menjadi angkatan laut yang modern, menggentarkan kawasan, dan berproyeksi secara global.
Laksamana Ali menyoroti kompleksitas tantangan dan risiko yang dihadapi oleh TNI AL, baik dalam skala global, regional, maupun nasional, seperti konflik global, ketegangan regional, dan masalah keamanan dalam negeri. Dia juga menekankan pentingnya penguasaan teknologi kapal selam modern sebagai simbol kemajuan angkatan laut. KSAL berpendapat bahwa penting bagi industri pertahanan dalam negeri untuk menguasai teknologi tersebut dan membangun kemandirian dalam produksi kapal selam.
Seminar internasional “Future Submarine” yang diselenggarakan oleh Yayasan Hiu Kencana diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi TNI AL dalam penyusunan renstra dan postur kekuatannya. Laksamana Ali menyatakan bahwa upaya komprehensif diperlukan untuk membangun kekuatan kapal selam yang efektif mengingat kondisi TNI AL saat ini.
(Artikel ini disadur dari berita ANTARA dengan judul “KSAL: TNI AL berupaya rampungkan dua dokumen strategis pada 2024” oleh Genta Tenri Mawangi)
