Direktur Kerja Sama Hak Asasi Manusia Ditjen HAM Kementerian Hukum dan HAM, Harniati, menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil menerapkan kebebasan dan toleransi beragama dengan baik. Meskipun mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, tingkat persentase konfliknya sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara mayoritas Islam di ASEAN dan Asia.
Harniati menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling toleran dalam keberagaman. Hal ini dikemukakannya saat menghadiri acara “Hybrid Upgrading Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB): Pengembangan Program dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang Memperkokoh Kebebasan Beragama dan Supremasi Hukum” di Surabaya.
Selain itu, Indonesia juga mendapatkan apresiasi dari Dewan Komite HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas penegakan HAM di bidang hak sipil dan politik. Hal ini tidak terlepas dari upaya Ditjen HAM Kemenkumham dengan berbagai program, seperti Kabupaten/Kota Peduli HAM.
Siti Ruhaini Dzuhayatin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), menyoroti moderasi keberagaman agama di Indonesia sebagai modalitas dalam diplomasi kultural Indonesia di luar negeri. Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam menerapkan moderasi beragama.
Pemerintah di Indonesia berperan sebagai penengah dan pencegah konflik keagamaan yang kemungkinan terjadi karena perbedaan yang ada. Mereka tidak campur tangan dalam keyakinan setiap warga negara, namun hanya bertindak sesuai supremasi hukum.
Apresiasi atas sikap moderasi beragama di Indonesia juga datang dari berbagai pihak, termasuk Dewan Komite HAM PBB. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil membangun kerjasama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat demi menciptakan lingkungan yang damai dan toleran dalam keberagaman agama.
