Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional, Stepi Anriani, menyatakan bahwa film dokumenter dapat menjadi alat untuk mencegah pekerja migran Indonesia (PMI) terjebak dalam radikalisme. Dia memberikan tanggapannya terhadap film “Pilihan” yang diproduksi oleh Ruang Migran, yang mengisahkan PMI yang terjebak dalam radikalisme.
Menurut Stepi, film tersebut memiliki nilai luar biasa karena dapat memberikan wawasan kepada pekerja migran sebelum mereka berangkat ke negara tujuan. Dia menjelaskan bahwa film dokumenter dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah radikalisme, selain melalui iklan dan narasi positif di media sosial.
Stepi juga menekankan bahwa PMI rentan menjadi target kelompok teroris karena proses adaptasi mereka di luar negeri membuat mereka rentan terjerat radikalisme. Dia juga mengingatkan pemerintah untuk terus memperkuat upaya pencegahan, termasuk melalui film dokumenter, meskipun tidak ada serangan teroris secara terbuka.
Produser Eksekutif film “Pilihan”, Noor Huda Ismail, menjelaskan bahwa film tersebut ditujukan khusus untuk PMI. Film ini akan diputar oleh kementerian/lembaga terkait sebelum PMI diberikan pelatihan yang dibutuhkan. Noor Huda juga menekankan fokus film pada penggunaan media sosial oleh PMI dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dengan bijak.
Film tersebut juga melibatkan PMI yang terjebak radikalisme dalam pembuatannya, dengan pendekatan yang menampilkan cerita mantan teroris. Noor Huda menyatakan bahwa fokus film bukan hanya pada hasil kampanye negara, tetapi juga pada proses dan langkah selanjutnya yang perlu diambil.
Film “Pilihan” diproduksi dengan tujuan memberikan wawasan dan pencegahan radikalisme bagi PMI, sehingga diharapkan dapat membantu dalam melindungi mereka secara moral dan pengetahuan. Film ini menjadi salah satu upaya untuk melengkapi upaya pemerintah dalam mencegah terjebaknya PMI dalam radikalisme.
