Bagi mereka yang merasakan dikhianati, perasaan hancur dan kecewa adalah hal yang wajar. Sarah Marin, seorang terapis pernikahan, menyarankan agar pasangan yang terkena perselingkuhan mempertimbangkan terapi untuk mengatasi emosi yang rumit. “Saat itu normal untuk merasa hancur, namun yang perlu dipahami adalah ini lebih tentang pasangan Anda daripada tentang Anda sendiri,” ungkap Marin.
Keputusan apakah akan tetap bersama atau berpisah sepenuhnya tergantung pada nilai, komitmen, dan situasi masing-masing individu. American Association for Marriage and Family Therapy (AAMFT) mencatat bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut antara lain tingkat komitmen kedua belah pihak, nilai-nilai budaya, dan dampak bagi anak-anak jika ada.
Namun, bagi pelaku perselingkuhan, Marin menekankan pentingnya introspeksi. “Mengkhianati kepercayaan adalah tindakan yang serius, namun hal itu tidak menjadikan Anda manusia yang buruk. Yang terpenting adalah bagaimana Anda belajar dari kesalahan tersebut dan memastikan agar tidak terulang di masa depan,” tegasnya.
Gloria, seorang yang pernah melakukan perselingkuhan, mengakui bahwa pengalaman tersebut telah memberinya banyak pembelajaran. “Saya belajar untuk mempercayai diri saya sendiri dan mengambil keputusan dengan lebih mantap,” ujarnya.



