SPO Uji Kompetensi adalah hasil dari kerjasama antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta Kementerian Kesehatan melalui forum Komite Bersama. Tujuan forum ini adalah untuk menciptakan sistem uji kompetensi yang menjadi acuan bagi seluruh jenjang pendidikan tenaga kesehatan. Integrasi sistem uji kompetensi ini penting untuk menghindari duplikasi dan tumpang tindih antar institusi pendidikan. Dengan adanya standar yang sama, setiap lulusan tenaga kesehatan diuji secara nasional. Penetapan SPO Uji Kompetensi ini merupakan langkah penting dalam penyatuan sistem uji nasional, yang menjamin keseragaman proses, metode penilaian, dan hasil ujian di seluruh penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan.
Dokumen SPO juga mengatur aspek teknis, kelembagaan, pembiayaan, dan tata kelola pelaksanaan uji kompetensi agar transparan dan akuntabel. Uji kompetensi ke depan tidak hanya menjadi penilaian akademik, tetapi juga instrumen akuntabilitas pendidikan. Hasil uji ini akan menjadi tolok ukur kelulusan dan kesiapan profesional tenaga medis serta tenaga kesehatan. Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, menyatakan bahwa kelulusan uji kompetensi menjadi jaminan bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki kemampuan sesuai standar pelayanan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Khairul Munadi, menegaskan bahwa penyusunan SPO uji kompetensi nasional telah melalui evaluasi pelaksanaan uji kompetensi sejak 2014. Uji kompetensi yang dilaksanakan pada akhir masa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan daya saing serta memastikan mutu lulusan sesuai standar nasional dan global. Filosofi uji kompetensi nasional sebagai high stake exam menjamin mutu lulusan sesuai standar kompetensi untuk pelayanan yang berkualitas dan keselamatan pasien.
