Kabar terbaru dari Liputan6.com menyampaikan bahwa korban sebelumnya mengalami perundungan dari teman-temannya pada 28 Agustus 2025. Nenek Angga bahkan sudah melaporkan kejadian ini ke pihak sekolah setelah cucunya menjadi korban. Pihak SMPN 1 Geyer cepat merespons keluhan nenek korban dan melakukan mediasi internal. Korban tinggal bersama neneknya sejak belasan tahun lalu karena orangtua bekerja di Cianjur, Jawa Barat. Kepala sekolah, Sukatno, membenarkan hal ini dan menegaskan bahwa guru BK telah memberikan pembinaan kepada pelaku perundungan yang juga rekan sekelas korban. Kasus perundungan yang menimpa Angga pada bulan Agustus berbeda dengan kasus yang menyebabkan korban meninggal dunia. Pihak sekolah mengakui kecolongan dalam menangani kasus ini, namun mencoba menyelesaikan masalah secara damai. Keluarga korban mendesak kepolisian untuk menangani kasus ini secara profesional. Orangtua korban, Sawendra, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya pengawasan dari tenaga pendidik di sekolah yang berujung pada kematian anaknya. Kasus perundungan yang pernah dilaporkan sebelumnya juga harus diperhatikan dengan serius. Sawendra menuntut keadilan dan berharap kasus ini dituntaskan sesuai hukum yang berlaku.
