30.5 C
Jakarta
HomeKesehatanTes Pestorita: Inovasi Baru Deteksi Zoonosis

Tes Pestorita: Inovasi Baru Deteksi Zoonosis

Tikus – Identifikasi dan Pencegahan Penyakit Zoonosis

Kasus penyakit zoonosis yang dapat ditularkan oleh tikus masih menjadi perhatian di Indonesia. Penyakit seperti pes, leptospirosis, rickettsiosis, dan hantavirus dapat menyebar melalui tikus, namun minimnya informasi di masyarakat mengenai hal ini menghambat upaya pencegahan. Gejala penyakit zoonosis seringkali mirip dengan demam berdarah atau tifus, sulitnya pemeriksaan laboratorium juga menyebabkan banyak kasus tidak terdeteksi.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman berperan penting dalam mengatasi tantangan ini. Mereka mengembangkan Pestorita, alat deteksi dini lokal yang murah, mudah digunakan, dan cocok untuk fasilitas kesehatan sederhana. Riset ini dipimpin oleh Periset Biomolekuler Eijkman BRIN, Farida D. Handayani, yang telah merancang peta jalan tiga tahun untuk pengembangan alat deteksi ini.

Kolaborasi dengan Universitas Amsterdam, perusahaan swasta, dan laboratorium khusus Leptospira di Salatiga memperkuat riset ini. Tim riset fokus pada pengembangan deteksi leptospirosis dengan membandingkan kinerja empat produk RDT IgM yang tersedia di Indonesia. Tujuannya adalah menghasilkan alat deteksi yang efektif dan efisien untuk layanan kesehatan di Indonesia.

Meskipun RDT berbasis antigen masih dalam pengembangan, tim riset juga mengembangkan in-house PCR khusus untuk deteksi leptospirosis. Harapannya adalah melahirkan produk dalam negeri yang bermutu tinggi, terjangkau, dan mendukung upaya diagnosa penyakit zoonosis di Indonesia. Dengan upaya ini, diharapkan penyebaran penyakit melalui tikus dapat diminimalkan dan masyarakat dapat lebih waspada terhadap risiko ini.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer