Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menekankan komitmennya untuk berperan aktif dalam menghadapi krisis iklim dan mendorong transisi yang adil bagi pekerja. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KSBSI di Oasis Amir Hotel, Jakarta, pada 12-14 Agustus 2025. Presiden KSBSI, Ibu Elly Rosita Silaban, menyatakan bahwa perubahan iklim mempengaruhi dunia kerja dalam hal gangguan kesehatan, keselamatan kerja akibat cuaca ekstrem, dan ancaman hilangnya lapangan kerja. Dampak ini menekankan pentingnya transisi ke ekonomi hijau untuk melindungi hak-hak pekerja dan keberlanjutan mata pencaharian. Transisi adil ini bertujuan untuk seimbangkan lingkungan dengan kebutuhan pekerja dan masyarakat agar ekonomi hijau berjalan secara berkelanjutan dan berkeadilan.
Rakornas KSBSI tahun ini membahas strategi serikat buruh dalam menghadapi krisis iklim dengan tema “Memperkuat Gerakan Buruh untuk Menyongsong Era Pekerjaan Baru.” KSBSI menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha, dan serikat buruh dalam melindungi pekerja, menyediakan pelatihan keterampilan hijau, dialog inklusif, dan investasi ramah lingkungan. Solidaritas internasional ditunjukkan melalui dukungan dari DTDA (Danish Trade Union Development Agency) untuk hak-hak pekerja di Indonesia. KSBSI berharap kerjasama ini dapat memperkuat kesadaran, solidaritas, dan kerja sama dalam ketenagakerjaan yang adil di Indonesia untuk efektif memperjuangkan hak-hak pekerja dan isu lingkungan hidup.