Alergi air mani merupakan kondisi langka yang dapat dialami oleh sebagian kecil orang, terutama wanita. Kondisi ini dikenal sebagai hipersensitivitas plasma mani (seminal plasma hypersensitivity/SPH). SPH termasuk dalam kategori hipersensitivitas Tipe 1, dengan reaksi imun yang cepat dan berlebihan terhadap antigen spesifik prostat (PSA) yang terdapat dalam plasma mani. Gejalanya dapat bervariasi mulai dari rasa terbakar, gatal, kemerahan, bengkak, hingga biduran, sesak napas, pusing, dan bahkan syok anafilaksis. SPH pertama kali dicatat secara medis pada tahun 1967 dan studi terbaru menunjukkan bahwa kondisi ini mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. Jonathan Bernstein menemukan bahwa hampir 12% keluhan pascakoitus dapat dikategorikan sebagai SPH. Meskipun angka ini mungkin lebih tinggi, kasus SPH sering kali tidak terdiagnosis dengan benar.