LindungiHutan menyoroti pentingnya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia sebagai habitat berbagai spesies satwa. Mangrove bukan hanya sebagai penahan abrasi, tetapi juga rumah bagi ribuan jenis fauna yang terancam punah akibat deforestasi dan alih fungsi lahan. Data dari Global Mangrove Watch (2024) menunjukkan bahwa Indonesia telah kehilangan sekitar 24% dari luas mangrove alaminya dalam tiga dekade terakhir, terutama karena konversi menjadi tambak dan pemukiman.
Ekosistem mangrove mendukung lebih dari 1.500 spesies hewan, termasuk kepiting bakau, ikan-ikan juvenille, burung migran, dan primata. LindungiHutan bekerja sama dengan mitra petani di pesisir dan hutan Indonesia untuk merehabilitasi mangrove melalui penanaman, edukasi, dan penguatan ekonomi lokal. Hingga saat ini, lebih dari 1 juta bibit mangrove telah ditanam di berbagai wilayah rawan abrasi dan kehilangan keanekaragaman hayati.
Ketua Yayasan LindungiHutan, Aminul Ichsan, menekankan bahwa melihat mangrove bukan sebagai penghalang, tetapi sebagai pelindung dan pemberi kehidupan. Melalui program adopsi pohon dan tur edukatif, LindungiHutan mengajak masyarakat luas, pelajar, dan sektor swasta untuk ikut serta dalam menjaga hutan mangrove demi keberlangsungan ekosistem. LindungiHutan adalah start-up lingkungan yang berfokus pada konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
Program yang dihadirkan oleh LindungiHutan, seperti Corporatree, Collaboratree, dan program Carbon Offset, telah menarik partisipasi lebih dari 590 merek dan perusahaan dengan menanam 1 juta pohon bersama masyarakat lokal di 34 lokasi penanaman. Keterlibatan aktif masyarakat dianggap sebagai kunci keberhasilan jangka panjang dalam menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove di Indonesia.
