Ada keprihatinan yang mendalam terkait angka kematian jemaah haji yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Menurut dr. Agus, sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit jantung yang mungkin dipicu oleh aktivitas fisik yang berlebihan selama ibadah haji, seperti melakukan umrah berkali-kali, berjalan jauh, dan beribadah di bawah terik matahari. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menekankan perlunya jemaah mengatur diri dengan baik, khususnya menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang akan dimulai pada 4 Juni 2025. Bagi jemaah yang rentan seperti lansia atau yang mengidap penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, disarankan untuk membatasi ibadah sunah yang menguras tenaga, seperti umrah berulang kali, tawaf sunah, jalan kaki jauh ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, dan wisata ziarah. Itulah langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko serangan jantung dan meningkatkan keselamatan selama beribadah haji.