Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mengungkapkan bahwa sekitar 0,6 persen anak di Indonesia mengalami gangguan penglihatan, termasuk kondisi mata juling. Sayangnya, banyak kasus ini baru terdeteksi saat anak sudah lebih besar dan masalah penglihatan sudah terjadi. Menurut dr. Gusti, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mendeteksi mata juling pada anak dan mengenali gejala awal anak yang terkena gangguan tersebut. Hal ini diharapkan dapat membantu menekan angka gangguan penglihatan pada anak.
Untuk penanganan kondisi mata juling pada anak, disarankan untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan mata anak yang terkhusus. Salah satu pusat layanan mata anak terlengkap di Indonesia adalah Children Eye Super Centre (CESC) JEC. Di sana, anak akan mendapatkan pemeriksaan komprehensif yang disertai dengan penanganan yang ramah anak, mulai dari diagnosis hingga terapi seperti latihan otot mata, pemberian kacamata prisma, bahkan operasi jika diperlukan.
Pusat layanan mata anak ini menggunakan teknologi canggih untuk mendukung proses pemeriksaan, seperti RetCam Screening untuk mendeteksi gangguan retina pada bayi, Autorefraktometer Pediatrik untuk memeriksa refraksi tanpa respons verbal anak, dan Synoptophore Test untuk mengukur sudut mata juling secara akurat. Dengan penanganan yang tepat dan teknologi yang terkini, diharapkan kasus mata juling pada anak dapat dikurangi secara signifikan.