Kehadiran Kang Dedi Mulyadi di media sosial bukan hanya sebagai figur publik, tetapi juga seperti bapak sendiri bagi banyak orang. Dibalik konten yang diunggahnya di platform seperti TikTok, Instagram, Facebook, atau YouTube, terdapat komentar-komentar haru, tawa, dan dukungan yang tulus dari para pengguna. KDM telah membagikan kesehariannya sejak 2017 melalui kanal YouTube dan akun Instagram pribadinya. Dengan jumlah pengikut yang terus meningkat, KDM berhasil menarik perhatian tidak hanya sebagai pejabat, namun juga sebagai fenomena digital yang mampu menjangkau hati masyarakat dengan konten yang sederhana, empatik, dan autentik.
Sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, intensitas produksi konten KDM semakin meningkat. Aktif turun ke lapangan, memungut sampah, dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi warga, KDM sepertinya ingin memahami kehidupan warganya lebih dalam untuk efektif memimpin Jawa Barat. Fenomena ini mengajarkan pentingnya memahami perilaku penyimak media sosial, di mana penyimak tidak hanya menonton konten namun juga mengalami dan merasakan. Konten KDM mampu menjawab dorongan utama dari motivasi perilaku konsumen, yaitu manfaat dan kesenangan, yang membuat kontennya mudah disukai dan dibagikan.
Dari fenomena KDM, kita belajar bahwa keterhubungan, narasi yang kuat, konsistensi, dan pemahaman terhadap audiens adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat di media sosial. Dalam ruang publik digital yang penuh harapan dan emosi, memahami audiens adalah langkah awal untuk membangun kepercayaan dan loyalitas yang kuat. Dengan konten yang autentik dan empatik, Kang Dedi Mulyadi berhasil membuktikan bahwa bukan suara yang paling keras yang didengar, namun suara yang paling dekat dengan hati yang memiliki dampak positif.