Grooming adalah proses manipulasi yang seringkali tidak disadari oleh korban karena beberapa faktor. Pertama, proses grooming berjalan secara halus dan bertahap, melewati tahapan kecil yang sulit dikenali oleh korban. Perubahan dalam dinamika relasi terjadi perlahan sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka menuju ke arah eksploitasi. Kedua, pelaku seringkali berperan sebagai sosok yang peduli, baik, penyayang, dan dapat diandalkan. Dengan memberikan perhatian, hadiah, dan pujian, korban merasa dihargai tanpa menyadari bahwa itu adalah bagian dari strategi manipulasi. Selain itu, kurangnya pengalaman dalam hubungan interpersonal menjadi faktor lain yang menyebabkan korban tidak menyadari grooming yang terjadi. Anak dan remaja seringkali belum memiliki pengalaman untuk mengenali pola hubungan yang manipulatif. Kemampuan berpikir kritis yang belum matang juga menjadi penyebab korban sulit menyadari manipulasi yang terjadi. Anak dan remaja dalam tahap perkembangan kognitif yang masih belum matang cenderung lebih mudah dipengaruhi dan sulit mengevaluasi niat sebenarnya dari seseorang yang bersikap baik kepada mereka. Terakhir, korban sering mengalami kognitif bias dan konflik emosi, dimana mereka merasa bahagia dalam hubungan yang sebenarnya eksploitatif. Kesulitan menyadari bahwa sedang dimanipulasi menjadi hal umum dalam kasus grooming.