Pengurus Besar Persatuan Gastroenterologi Indonesia (PB PGI) periode 2023–2026 telah mengungkapkan refleksi dan harapan terkait pembangunan kesehatan nasional menjelang tahun 2025. Ketua PB PGI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menyoroti pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara berbagai pihak, seperti Kementerian Kesehatan, institusi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah daerah. Menurutnya, sinergi yang solid adalah kunci untuk menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks. Pelaksanaan enam pilar transformasi kesehatan masih menemui berbagai kendala sehingga implementasinya perlu didukung dengan pemerataan dan evaluasi berkelanjutan agar dapat berjalan secara optimal. Selain itu, pentingnya mengembangkan Sistem Kesehatan Akademik sebagai pendekatan untuk menyinergikan peran berbagai pemangku kepentingan demi meningkatkan mutu layanan kesehatan juga ditekankan.
Merupakan bagian dari komitmen terhadap transformasi kesehatan, PB PGI terus menjalankan berbagai inisiatif, termasuk peningkatan capacity building bagi dokter umum, spesialis, dan subspesialis melalui program continuing medical education. PB PGI juga aktif mendorong riset multisenter, uji klinik, serta memberikan edukasi kesehatan langsung kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti seminar, webinar, dan konten di media sosial. Sekretaris Jenderal PB PGI, Dr. dr. Hasan Maulahela, menekankan pentingnya mendukung riset kesehatan inovatif sebagai langkah strategis menuju kemandirian kesehatan nasional dengan mendorong produksi obat, vaksin, dan alat kesehatan lokal yang berkualitas guna menekan biaya kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat. Perlunya regulasi yang kuat untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor juga disoroti sebagai langkah penting dalam mendukung inovasi lokal demi keberlanjutan sistem kesehatan nasional.