Liputan6.com, Jakarta Aktivitas seksual dalam kehidupan pasangan suami istri (pasutri) bagi sebagian pasangan adalah hal yang penting. Namun, antara satu dengan pasangan lain frekuensi bercinta bisa berbeda.
Menurut psikolog dan terapis bersertifikat Rachel Needle rata-rata pasangan suami istri berhubungan seks sekitar seminggu sekali. Namun, jika kurang atau lebih dari itu tentu saja tidak masalah.
“Seks dalam hubungan tentu saja naik turun, jadi tidak perlu khawatir jika Anda dan pasangan tidak lagi berhubungan seks seperti dulu, atau lebih jarang daripada pasangan lain,” kata Rachel.
“Jarang berhubungan seks tidak selalu berarti ada yang salah dalam hubungan tersebut,” katanya seperti mengutip Mens Health.
Sekali lagi, wajar jika frekuensi seks menurun seiring waktu, jadi tidak mungkin untuk mengatakan seberapa banyak seks yang cukup.
“Sebenarnya, hanya Anda dan pasangan yang dapat menjawab pertanyaan ini sendiri. Tidak ada angka ajaib,” katanya.
Namun, Rachel mengatakan ada sejumlah faktor potensial yang dapat menyebabkan menurunnya hasrat seksual atau malas bercinta diantaranya:
- Faktor fisik (seperti kurang tidur, cedera, dan nyeri)
- Faktor mental (seperti stres, depresi, dan kecemasan)
- Efek samping obat-obatan
- Faktor interpersonal
- Faktor intrapersonal
- Faktor kontekstual
- Kurangnya rangsangan yang tepat
- Harapan akan hasil yang negatif
- Masalah dalam hubungan