30.1 C
Jakarta
HomeKesehatanTerkena PHK, Praktikkan 5 Langkah Ini untuk Kelola Stres dan Turbulensi Pasca...

Terkena PHK, Praktikkan 5 Langkah Ini untuk Kelola Stres dan Turbulensi Pasca Pemutusan Hubungan Kerja

Liputan6.com, Jakarta – Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa dialami siapa sajan dan terjadi kapan saja, terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja. Meski demikian, perlu kondisi mental tertentu ketika mimpi buruk ini menimpa Anda.

Pemberitahuan mengenai PHK umumnya dilakukan melalui surat/surat elektronik resmi dari manajemen perusahaan tempat Anda bernaung. Namun, tak sedikit pula yang didahului dengan pemberitahuan lisan oleh supervisor/manajer ataupun penanggung jawab divisi. Khususnya jika PHK menjadi langkah yang diambil terkait kondisi perusahaan yang tengah menghadapi tantangan.

Mendapati pemberitahuan PHK lewat lisan maupun non-lisan tentunya bukan pengalaman yang enak, apalagi diharapkan siapa pun. Dengan emosi yang campur aduk, Anda mungkin sudah mengetahui surat ini akan datang, meskipun banyak orang tidak mengetahui surat semacam ini akan datang.

Di-PHK bisa terasa sangat pribadi dan berdampak buruk pada kesehatan mental Anda. Seiring dengan banyaknya dampak dari hilangnya pendapatan, status, struktur sehari-hari, dukungan sosial, harga diri, dan identitas, ada juga ketidakpastian yang sering muncul saat memetakan langkah karier Anda selanjutnya. Yang memperparah masalah ini adalah banyak organisasi yang tidak mengomunikasikan rencana perampingan mereka dengan penuh perhatian dan rasa hormat yang pantas diterima karyawannya.

Untuk mengatasi stres dan tekanan luar biasa akibat PHK tanpa merasa tersinggung, cobalah lima strategi berikut, dilansirHarvard Business Review:

Validasi perasaan Anda

Menurut pelatih eksekutif Deborah Grayson Riegel, ketika sesuatu yang mengancam atau membuat stres terjadi, biasanya kita akan menyalahkan diri sendiri, merenung, dan/atau membuat bencana — namun respons ini tidak membantu dan tidak produktif.

“Sebaliknya, memperhatikan dan menyebutkan apa yang Anda rasakan dalam bahasa netral, menempatkannya dalam perspektif, berfokus pada hal positif, dan membuat rencana akan lebih membantu dan adaptif,” kata Riegel.

Mengidentifikasi emosi menciptakan ruang antara Anda dan perasaan itu, membantu Anda merasa lebih tenang. Saat Anda menurunkan tingkat stres, amigdala – bagian otak Anda yang terlibat dalam mode “fight-flight-freeze” – memberi ruang untuk memberikan respons yang lebih bijaksana.

Dengan mengingat hal ini, luangkan waktu untuk mengakui apa yang terjadi, memikirkan kehilangan, dan mengenali perasaan spesifik Anda, apakah kecemasan, kemarahan, stres, rasa malu, malu, atau kesedihan. Berduka adalah bagian alami dari penyembuhan segala jenis kehilangan, itulah sebabnya orang sering kali mengalami reaksi khas terhadap kesedihan – termasuk penolakan, kemarahan, dan depresi – setelah diberhentikan.

 

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer