Home Politik Pemimpin China bertemu dengan pemimpin Jepang dan Korea Selatan dalam pertemuan terpisah

Pemimpin China bertemu dengan pemimpin Jepang dan Korea Selatan dalam pertemuan terpisah

0

Perdana Menteri China, Li Qiang, mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, secara terpisah pada Minggu (27/5) di sela-sela pertemuan trilateral antara ketiga negara tersebut di Seoul.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri China disebutkan bahwa PM Li Qiang terlebih dahulu bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. PM Li Qiang menyampaikan bahwa industri dan rantai pasok China dan Korea Selatan sangat terkait, dengan dasar yang kuat untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan. Kedua negara diharapkan untuk membuka bidang baru, memperluas kerja sama, dan menolak politisasi dalam bidang ekonomi dan perdagangan.

Pertemuan Trilateral ke-9 antara China, Jepang, dan Korea Selatan di Seoul pada 26-27 Mei 2024 merupakan pertemuan puncak. PM Li Qiang menyatakan China siap bekerja sama dengan Korea Selatan untuk mempercepat perundingan tahap kedua Perjanjian Perdagangan Bebas China-Korea Selatan. Selain itu, China juga berencana untuk mendorong pembangunan Zona Demonstrasi Kerja Sama Internasional China-Korea Selatan (Changchun) dan memperkuat kerja sama di bidang manufaktur berteknologi tinggi, energi terbarukan, kecerdasan buatan, dan biomedis.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menyatakan bahwa negaranya menganut prinsip “Satu China” dan komitmen ini tidak akan berubah. Korea Selatan berkomitmen untuk mengembangkan hubungan dengan China melalui pertukaran komunikasi yang erat, kerja sama ekonomi dan perdagangan, meningkatkan pertukaran antarmasyarakat, serta mengadakan dialog strategis antara kementerian luar negeri dan dialog 2+2 di tingkat wakil menteri.

Pertemuan antara PM Li Qiang dengan PM Jepang, Fumio Kishida, membahas masalah Taiwan dan sejarah hubungan China-Jepang. PM Li Qiang menyatakan bahwa masalah Taiwan dan sejarah merupakan masalah utama yang memengaruhi hubungan politik antara kedua negara. China menekankan pentingnya masalah Taiwan sebagai kepentingan inti dan garis merah. Jepang diharapkan untuk memenuhi janjinya dan menciptakan suasana positif dalam hubungan bilateral.

Jepang menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan China dalam menjalankan konsensus yang telah dicapai oleh kedua negara. Jepang juga menegaskan bahwa posisi mereka mengenai Taiwan, yang tercantum dalam Pernyataan Bersama Jepang-China tahun 1972, tetap tidak berubah.

Kedua pemimpin juga berdiskusi mengenai pembuangan air limbah terkontaminasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima ke laut. Jepang menyatakan kesiapannya untuk melakukan konsultasi dan dialog mengenai masalah ini.

Selain itu, kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional. Mendampingi PM Li Qiang adalah Sekretaris Jenderal Dewan Negara, Wu Zhenglong.

Artikel ini diolah dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri China dan berita yang diterima Antara di Beijing.

Source link

Exit mobile version