Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, Prof. Asrinaldi, mengingatkan PDI Perjuangan untuk tetap konsisten berada di luar pemerintahan selama periode 2024-2029. Menurutnya, sebagai partai yang biasa berada di posisi oposisi, PDI Perjuangan seharusnya tetap mempertahankan posisinya tersebut.
Prof. Asrinaldi juga menegaskan bahwa tidak ada masalah jika PDI Perjuangan memilih untuk tetap menjadi oposisi, mengingat partai tersebut telah menjadi penguasa selama dua periode sebelumnya, yakni 2014-2019 dan 2019-2024. Menurutnya, dalam konteks pengawasan terhadap pemerintahan, keberadaan PDI Perjuangan sebagai oposisi di parlemen sangat diperlukan.
Selain itu, Prof. Asrinaldi juga menyoroti pentingnya keberadaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai oposisi, untuk menjaga kesehatan demokrasi selama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, dengan adanya pandangan yang berbeda di luar pemerintahan, demokrasi akan tetap sehat.
Penetapan Prabowo-Gibran sebagai pasangan calon terpilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 oleh KPU RI juga menjadi sorotan. Hasyim dari KPU RI menyatakan bahwa pasangan tersebut berhasil meraih 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem juga telah bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran.
Dengan demikian, keberadaan PDI Perjuangan dan PKS sebagai oposisi diharapkan dapat menjaga keseimbangan kekuatan di parlemen dan mengawasi jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal ini diharapkan dapat memperkuat tradisi demokrasi di Indonesia.
