Didik Junaidi Rachbini, seorang politikus dan guru besar serta pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Jakarta, mengatakan bahwa penting untuk mengantisipasi dampak kebijakan ekonomi dan politik terkait perang antara Iran dan Israel.
Menurut Prof. Didik, serangan mendadak dari Iran sebagai balasan terhadap Israel telah meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah dan menyebabkan kejutan di dunia internasional. Dia menekankan perlunya mengantisipasi dampak luas dari konflik ini terhadap perekonomian nasional maupun global.
Meskipun belum ada kepastian mengenai eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut, Prof. Didik menyoroti bahwa faktor kedamaian sangat minim sehingga kemungkinan konflik berlanjut sangat besar. Oleh karena itu, perumusan kebijakan mitigasi dan pelaksanaannya sangat penting dalam situasi ketegangan seperti ini.
Bagi Indonesia, terutama bagi presiden yang baru terpilih, kondisi yang tidak pasti ini dapat mempersulit pelaksanaan kebijakan ekonomi dan menambah beban bagi masyarakat. Prof. Didik menyarankan untuk fokus pada daya tahan ekonomi masyarakat dan mencegah peningkatan angka pengangguran yang besar.
Dia menegaskan bahwa kebijakan dalam menjaga inflasi dan harga-harga kebutuhan pokok merupakan hal utama untuk melindungi golongan bawah yang rentan. Prof. Didik menyoroti pentingnya tiga kebijakan utama, yaitu pengendalian inflasi oleh pemerintah dan Bank Indonesia, kebijakan fiskal yang hati-hati, dan menjaga produktivitas sektor dalam negeri.
Selain itu, kebijakan perdagangan luar negeri juga perlu diarahkan ke kawasan yang minim dampak dari konflik tersebut. Prof. Didik juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang baik dalam menghadapi dampak psikologis dari konflik ini, terutama bagi pasangan calon terpilih pada Pilpres 2024.
Pemerintah perlu memastikan adanya ahli komunikasi publik yang memahami kebutuhan masyarakat dan melakukan kebijakan komunikasi publik yang tepat terkait antisipasi dampak perang antara Iran dan Israel.
