Pakar dan akademisi Universitas Andalas Sumatera Barat, Virtuous Setyaka, mengungkapkan kekhawatiran terkait eskalasi konflik di Timur Tengah yang dapat memicu perang proksi di tingkat global.
Menurutnya, negara-negara di luar Timur Tengah juga bisa terlibat dalam perang proksi, yang tidak selalu berupa serangan fisik terhadap pangkalan militer, tetapi juga dapat melibatkan perang dagang atau ekonomi.
Setyaka menyoroti isu mengenai Indonesia yang disebut akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel untuk bergabung dalam OECD sebagai bagian dari perang proksi yang dilakukan negara yang dimusuhi.
Meskipun Indonesia selama ini selalu mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang kekerasan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, isu kerjasama dengan Israel bisa jadi diciptakan untuk memecah belah konsentrasi negara-negara pro Palestina.
Namun, Kementerian Luar Negeri Indonesia menegaskan bahwa posisi Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak ada rencana untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel demi keanggotaan di OECD.
Proses keanggotaan Indonesia di OECD membutuhkan waktu yang panjang dan peta jalan keanggotaan direncanakan akan diadopsi pada Mei 2024.
Dengan demikian, perang proksi di Timur Tengah dan isu-isu terkait hubungan diplomatik Indonesia-Israel harus diperhatikan dalam konteks yang lebih luas untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat berdampak global.
