Penyelenggaraan turnamen di ruang publik menjadi cara efektif untuk menghapus batas antara atlet disabilitas dan masyarakat umum, menurut Ketua Dewan Pembina YIPB Maya Miranda Ambarsari. Olahraga tidak hanya soal kompetisi, tetapi juga ruang untuk saling memahami, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Pemilihan Mal Pluit Village sebagai lokasi turnamen juga menjadi bagian dari misi inklusif, sehingga masyarakat dapat langsung menyaksikan semangat para atlet dan ikut terlibat dalam perayaan kemerdekaan dengan cara yang inspiratif dan membangun.
Kehadiran sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih seperti Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nusron Wahid serta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, bersama dengan tokoh masyarakat seperti Raffi Ahmad, Denny Sumargo, dan Jusuf Hamka, tidak hanya memberikan dukungan simbolis tetapi juga merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap gerakan inklusi. Pesan inklusivitas diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pihak dan mendorong kelanjutan gerakan ini.
Dalam turnamen ini terdapat dua kategori besar yang dipertandingkan, yaitu kategori umum kelompok umur U-15 (Putra & Putri) dan kategori disabilitas dengan berbagai kelas sesuai dengan tingkat disabilitas atlet. Dengan adanya keberagaman kategori pertandingan ini, diharapkan semua peserta dapat merasa diakui dan mendukung semangat inklusi dalam dunia olahraga.
