Praktik prostitusi yang terjadi di Flame Spa Bali telah mengundang perhatian besar terhadap industri pariwisata di Pulau Dewata. Kasus ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga membahayakan citra Bali sebagai tujuan wisata budaya. Gung Pram, seorang pengamat sosial, menyoroti dampak yang lebih luas dari kasus ini, menekankan bahwa hal tersebut dapat menggeser citra Bali dari destinasi budaya menjadi pusat hiburan malam. Gung Pram juga menegaskan bahwa lemahnya pengawasan terhadap bisnis hiburan di Bali memungkinkan praktik serupa berkembang. Dia berpendapat bahwa peran pemerintah dan desa adat sangat penting dalam menjaga moral dan kearifan lokal Bali agar tetap menarik bagi para wisatawan yang mencari keindahan alam dan budaya, bukan hanya hiburan malam. Maka dari itu, ia mendorong desa adat untuk aktif dalam mengawasi perkembangan industri hiburan di wilayah mereka sebagai langkah untuk menjaga identitas budaya Bali yang kaya.