Riza Chalid, seorang pengusaha terkenal di Indonesia, kembali menjadi buah bibir publik setelah putranya, Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR), ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Kasus ini terkait dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018-2023. Kejaksaan Agung telah melakukan penggeledahan di rumah Riza Chalid yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. MKAR diduga terlibat sebagai Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa dan menjadi perantara dalam lelang impor minyak mentah.
Riza Chalid, yang dikenal dengan sebutan “Saudagar Minyak” atau “The Gasoline Godfather”, adalah seorang pengusaha terkemuka yang bergerak di berbagai sektor, termasuk ritel mode, perkebunan sawit, industri minuman, dan perdagangan minyak bumi. Lahir pada tahun 1960, Riza aktif dalam bisnis impor minyak melalui anak perusahaan PT Pertamina yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Bersama istri, Roestriana Adrianti, mereka mendirikan sekolah dan tempat bermain anak di Jakarta Selatan.
Namun, nama Riza Chalid sering dikaitkan dengan kontroversi bisnis perminyakan terutama terkait Petral di Singapura. Bisnisnya diperkirakan menghasilkan miliaran dolar per tahun dan kekayaannya mencapai ratusan juta dolar. Riza memiliki sejumlah perusahaan perminyakan di Singapura dan juga pernah terlibat dalam transaksi bisnis lainnya di sektor energi dan politik. Meskipun tidak sering muncul di publik, namanya terkait dengan berbagai isu politik dan bisnis strategis baik di dalam negeri maupun internasional.
