Banda Aceh – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan hubungan emosionalnya dengan Aceh dan rakyatnya. Salah satunya adalah fakta bahwa ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo, merupakan perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Prabowo juga menceritakan betapa bangganya ayahnya dapat berkontribusi dan memberikan kuliah kepada mahasiswa di Aceh.
“Saya punya hubungan emosional dengan rakyat Aceh. Orang tua saya, Prof. Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh dan beliau ikut merintis pendirian Fakultas Ekonomi Syiah Kuala,” kata Prabowo dalam acara silaturahmi dan doa bersama ulama serta tokoh masyarakat Aceh di Ballroom Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa (26/12).
“Beliau sempat menjadi dosen terbang dan sangat bangga, selalu menceritakan kepada kami bahwa beliau terbang ke Aceh dan memberi kuliah,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, perjuangan Prof. Soemitro juga berlanjut saat ia bersama rakyat Aceh saling mendukung di masa-masa sulit, seperti pada pergolakan di tahun 1950-an.
“Dan setelah itu, orang tua saya berjuang bersama tokoh-tokoh Aceh dan rakyat Aceh dalam masa-masa sulit di tahun 50-an, di mana Indonesia mengalami pergolakan karena masalah-masalah ideologi,” ungkapnya.
“Hubungan emosional saya tidak berhenti di situ, saya terus berhubungan baik, dan puncaknya adalah bahwa saya bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh,” tambah Prabowo.
Prabowo kemudian menyinggung bagaimana ia bisa bertemu dan bersatu dengan Muzakir Manaf, yang dulunya merupakan Panglima Gerakan Aceh Merdeka. Rekonsiliasi tersebut, kata Prabowo, merupakan kejadian yang langka, bahkan di luar pemikiran banyak orang.
“Ini saya kira suatu kejadian yang langka di sejarah dunia. Saya mantan panglima Kostrad, jenderal Kopassus, sementara itu Pak Muzakir Manaf merupakan mantan Panglima Aceh, dan kok kita bisa bersatu. Ini yang di luar pemikiran banyak orang,” ujar Prabowo.
Dengan kedekatan emosional dan rekonsiliasi yang telah terjadi selama ini telah menjadi bukti bagaimana persatuan menjadi bagian yang penting bagi negeri ini. Prabowo lalu memberikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada rakyat Aceh yang telah memberi dukungan yang besar saat dirinya berjuang dalam pilpres sebelumnya.
“Kita saling merangkul, jadi ini yang buat saya selalu emosional, puncaknya pemilihan presiden lalu. Salah satunya, saya dapat dukungan paling besar di Aceh. Saya minta maaf saya sudah kalah, saya belum ke Aceh,” kata Prabowo.
Meski demikian, ia berkomitmen untuk membalas setiap kebaikan rakyat Aceh yang selama ini telah mendukungnya. Prabowo menegaskan bahwa dia akan membantu rakyat Aceh melalui pembangunan politeknik unggulan di Aceh.
“Waktu saya menjadi menhan, saya sudah merencanakan, saya berusaha membantu Aceh, (seperti) masalah tanah dan sebagainya. Saya sudah siapkan anggaran untuk bangun sebuah politeknik unggulan di Aceh,” pungkas dia. (SENOPATI)