Kue keranjang, atau yang sering disebut nian gao, adalah makanan khas yang terkait dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Camilan manis ini terbuat dari ketan dengan tekstur kenyal dan rasa khas yang menggoda. Selain menjadi lezat, kue keranjang juga sarat dengan makna simbolis dan budaya yang dalam budaya Tionghoa. Ada lima fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui tentang kue keranjang. Pertama, kue ini adalah simbol keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa, terutama saat perayaan Tahun Baru Imlek. Nama “nian gao” sendiri memiliki makna ganda yang menggambarkan harapan akan tahun yang lebih baik atau kemakmuran yang terus bertumbuh. Kedua, kue keranjang dibuat dari bahan sederhana seperti tepung ketan, gula merah, dan air namun memiliki makna simbolis yang kuat. Proses pembuatannya membutuhkan waktu lama karena harus dikukus dalam cetakan keranjang. Ketiga, pemberian kue keranjang menjadi tradisi penting bagi komunitas Tionghoa saat perayaan Imlek. Kue ini dianggap sebagai simbol penghormatan, cinta, dan harapan akan keberuntungan di tahun baru. Selain itu, dalam berbagai upacara adat, kue keranjang juga digunakan sebagai sesajian untuk menghormati roh leluhur dan mendatangkan berkah. Terakhir, meskipun kue keranjang lebih dikenal di kalangan masyarakat Tionghoa, variasi regional dalam penyajian kue ini juga ditemukan, misalnya di Indonesia yang sering memberikan sentuhan rasa berbeda dengan hiasan kelapa parut. Dengan begitu, kue keranjang tak hanya lezat namun juga sarat dengan makna dan tradisi yang mendalam dalam budaya Tionghoa.