27.6 C
Jakarta
HomeprabowoKepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Himawan Soetanto

Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Himawan Soetanto

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saya pertama kali bertemu dengan Pak Himawan Soetanto saat masuk AKABRI pada tahun 1970. Saat itu, beliau menjabat sebagai Wakil Gubernur AKABRI bidang operasi pendidikan.

Beliau sangat terdidik dengan baik. Kemampuan Bahasa Inggris dan Belanda beliau bagus. Bahkan, beliau juga menguasai sedikit bahasa Jepang karena mendapat pengalaman saat penjajahan Jepang.

Selain itu, beliau gemar membaca buku-buku sejarah. Saya percaya bahwa para tokoh hebat adalah para pembaca buku. “Leader is a Reader” atau “Pemimpin yang baik harus rajin membaca”, begitu bunyi adagium yang terkenal. Di rumahnya, terdapat banyak buku dan saat bertemu, beliau selalu berdiskusi dengan saya tentang buku-buku. Terkadang, beliau menanyakan apakah saya sudah membaca buku-buku karya B.H. Liddell Hart, sejarawan ahli strategi militer Inggris, karya Sun Tzu, ahli strategi militer Tiongkok, dan buku-buku lainnya.

Selain itu, penampilan beliau selalu rapi, senyumnya ramah, penuh humor, tenang tapi percaya diri, dan dekat dengan anak buah. Terlihat jelas bahwa beliau memiliki pengalaman tempur yang panjang.

Hal ini berbeda dengan sebagian atasan yang tidak memiliki banyak pengalaman tempur dan cenderung menjaga jarak dengan anak buah. Atasan yang sering bersama pasukan di lapangan cenderung lebih santai. Mereka menyesuaikan peraturan dengan kondisi lapangan sesuai dengan aturan terakhir dalam Peraturan Urusan Dalam (PUD).

Salah satu nilai dari Pak Himawan Soetanto adalah bahwa komandan harus dekat dengan anak buah, bersama mereka dari bangun pagi sampai tidur, dan memeriksa kondisi anak buah secara detail.

Saya belajar dari beliau untuk memeriksa detail dapur dan perlengkapan anak buah. Pernah suatu waktu, saya menemukan pakaian dalam prajurit sudah coklat, bukan putih lagi, serta kasus korupsi yang paling banyak selalu berasal dari dapur. Hal ini menginspirasi saya untuk menjadi pemimpin yang praktis.

Beliau juga menjadi inspirasi di kalangan tentara dan saya tetap dekat dengannya sampai beliau pensiun. Saya bahkan sempat membesuk beliau di rumah sakit sebelum beliau meninggal.

Beliau mencari saya bahkan dalam situasi-situasi terakhir sebelum meninggal, yang membuat saya merasa sangat dihormati. Itu semua adalah kenangan saya terhadap Pak Himawan Soetanto, seorang jenderal yang saya kagumi.

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer