25.9 C
Jakarta
HomeKesehatanKondisi Tidur Nyenyak Pengaruhi Risiko Demensia dan Alzheimer pada Usia Lanjut

Kondisi Tidur Nyenyak Pengaruhi Risiko Demensia dan Alzheimer pada Usia Lanjut

Liputan6.com, Jakarta – Sebuah penelitian menemukan bahwa orang berusia di atas 60 tahun yang tidak mendapatkan cukup tidur dalam gelombang lambat – tahap ketiga dalam siklus tidur manusia – berisiko lebih tinggi terkena demensia.

Tidur gelombang lambat (SWS) – dikenal sebagai N3, tidur delta, dan tidur nyenyak – berlangsung sekitar 20 hingga 40 menit dan mendahului tidur REM. Para ahli sepakat bahwa SWS sangat penting untuk pemulihan dan pertumbuhan tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh, memperkuat otot dan tulang, memperlambat aktivitas otak dan mengurangi tekanan darah.

Siklus tidur manusia berlangsung selama 90 menit dan berulang sepanjang setiap sesi tidur.

Para peneliti menemukan bahwa pasien yang hanya kehilangan 1% dari tidur gelombang lambat atau tidur  nyenyaknya setiap tahun memiliki kemungkinan 27% lebih besar terkena demensia dibandingkan pasien yang tidur nyenyak.

Ahli saraf dan peneliti Matthew Pase dari Monash University di Australia mengatakan kepada Science Alert, “Tidur gelombang lambat, atau tidur nyenyak, mendukung penuaan otak dalam banyak cara, dan kita tahu bahwa tidur meningkatkan pembersihan sisa metabolisme dari otak, termasuk memfasilitasi proses pembersihan protein yang berkumpul pada penyakit Alzheimer.”

Bersama dengan tim rekan internasional, Pase mempelajari sekitar 350 subjek yang berpartisipasi dalam dua studi tidur semalam, satu dilakukan antara tahun 1995 dan 1998 dan satu lagi antara tahun 2001 dan 2003.

Para peneliti membandingkan kumpulan data dari dua studi tidur polisomnografi yang mendalam. Subjek berusia di atas 60 tahun pada tahun 2020 yang tidak memiliki catatan demensia selama tes tahun 2001-2003, dipantau tanda-tanda penurunan kognitifnya hingga tahun 2018.

 

Source link

Berita Terbaru

Berita Populer