Anggota Bawaslu RI Herwyn JH Malonda mengingatkan para pengawas pemilu untuk menjaga semangat filosofi Pancasila dalam menghadirkan keadilan pemilu dan pemilihan (pilkada). Hal ini disampaikan saat membuka Rapat Evaluasi Pengawasan Rekrutmen Badan Penyelenggara ad hoc di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Herwyn, pengawas pemilu harus mengedepankan filosofi dari lima sila Pancasila dalam menjalankan tugasnya. Sila pertama menuntut kesatuan dalam bangsa dan perspektif negara, dengan setiap individu memiliki tugas dan keyakinan yang sesuai.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil beradab, menekankan pada pemberian hak dan kewajiban yang sama kepada semua warganegara, termasuk dalam seleksi penyelenggara pemilu hingga tingkat ad hoc. Sila ketiga mengajarkan untuk menjaga semangat persaudaraan dan persatuan di tengah perbedaan dan persoalan yang timbul.
Sila keempat, demokrasi yang dijiwai oleh musyawarah mufakat sebagai dasar pengambilan keputusan, meskipun kontestasi dan voting cenderung terjadi. Terakhir, kemanusiaan yang adil beradab harus tercermin dalam pemilu yang berkeadilan dan beradab, melindungi hak memilih dan dipilih tanpa adanya praktik jual beli suara.
Herwyn juga mengajak anggota Bawaslu provinsi di seluruh Indonesia untuk menjaga kualitas kerja dengan semangat Pancasila, termasuk dalam proses seleksi pengawas ad hoc. Dengan demikian, diharapkan pemilu dan pilkada di masa depan akan berjalan lebih adil dan beradab sesuai dengan semangat Pancasila.