Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Mohammad Abdul Hakim menegaskan bahwa rekrutmen terbuka yang dilakukan oleh PDIP dalam Pilkada Surakarta bertujuan untuk menguji kualitas kader. Menurutnya, rekrutmen terbuka memiliki dua fungsi utama.
Pertama, fungsi internal untuk menguji sejauh mana kader internal PDIP mampu bersaing dengan kader eksternal. Ada beberapa nama kader PDIP yang muncul namun respon masyarakat terhadap mereka belum begitu kuat. PDIP ingin melihat apakah kandidat internal yang diunggulkan benar-benar terbaik atau masih ada alternatif lain.
Kedua, fungsi rekrutmen terbuka adalah untuk mengukur minat dari pihak eksternal di luar partai politik. PDIP ingin melihat apakah terdapat partisipasi dari pihak eksternal, karena kandidat dari luar partai biasanya membawa sumber daya, jejaring suara, relawan baru, dan dukungan yang dapat menambah kekuatan.
Salah satu nama yang mencuat dalam Pilkada Surakarta adalah Diah Warih Anjari yang menyambut baik langkah yang diambil oleh PDIP Surakarta. Menurutnya, langkah yang diambil partai tersebut merupakan langkah tepat dan strategis. PDIP memiliki posisi dominan di DPRD Kota Surakarta dengan 20 kursi, sehingga memiliki banyak pilihan strategis untuk memperkuat posisinya dalam Pilkada.
Diah Warih Anjari juga menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilkada Surakarta melalui PDIP, namun ia masih menunggu petunjuk dan arahan dari berbagai pihak sebelum mengambil keputusan final. Menurutnya, keputusan untuk maju dalam Pilkada tidak boleh diambil dengan tergesa-gesa, dan ia siap secara lahir batin untuk bertarung dalam kontestasi politik tersebut.