Airnav Indonesia mencatat bahwa selama periode mudik dan milir Lebaran 2024, terdapat 15 laporan penerbangan balon udara liar. Jumlah ini menurun drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat 68 laporan. Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi Airnav Indonesia, Ahmad Nurdin Aulia, menyatakan harapannya agar kasus penerbangan balon udara liar terus menurun di tahun-tahun mendatang berkat kreativitas para pecinta balon dan dukungan Pemerintah Kota Pekalongan yang menggelar Festival Balon Tambat 2024.
Airnav Indonesia mendukung penyelenggaraan Festival Balon Tambat sebagai tradisi tahunan yang menarik di Kota Pekalongan. Pada tahun ini, sebelumnya terdapat 73 tim peserta, namun dalam grand final hanya 30 balon tambat yang berpartisipasi di Lapangan Mataram Pekalongan.
Ahmad Nurdin menjelaskan bahwa budaya menerbangkan balon udara tradisional untuk memperingati tradisi Syawalan adalah kearifan lokal yang telah membudaya di masyarakat beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kementerian Perhubungan menjadi regulator transportasi yang menghargai tradisi ini, namun menetapkan aturan bahwa balon udara harus ditambatkan dan tidak diterbangkan secara bebas agar tidak mengganggu keselamatan penerbangan.
Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat mengatur tata cara dan mekanisme penerbangan balon udara tradisional yang sesuai dengan keselamatan penerbangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah gangguan terhadap keselamatan penerbangan dan fasilitas umum jika balon tersebut jatuh.
Dalam rangkaian Festival Balon Udara, Airnav Indonesia juga mendukung program kewirausahaan dari Komunitas Sedulur Balon Pekalongan, seperti usaha rumah makan angkringan, sarung batik, dan penyewaan audio sistem. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup warga Pekalongan serta mendorong para pemuda untuk aktif berwirausaha sehingga mengurangi kegiatan membuat dan menerbangkan balon udara.