Menurut Menteri Kesehatan, peningkatan anggaran sebesar Rp 20 triliun disebabkan oleh penambahan alat kesehatan di berbagai provinsi, yang juga berdampak pada peningkatan jumlah layanan yang menggunakan skema BPJS Kesehatan. Belum ada kesepakatan final terkait penggunaan anggaran tersebut, namun peningkatan layanan kesehatan di beberapa provinsi telah memicu peningkatan klaim BPJS Kesehatan oleh PBI. Dalam contoh yang diberikan oleh Menkes Budi, operasi jantung terbuka bypass kini dapat dilakukan di lebih banyak provinsi, dari sembilan provinsi menjadi 27 provinsi. Hal ini menyebabkan peningkatan akses layanan kesehatan seperti pemasangan ring jantung, kemoterapi, dan cuci darah. Meskipun anggaran sebesar Rp 20 triliun telah dianggarkan, alokasi anggaran tersebut masih dalam proses finalisasi. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengelola klaim BPJS Kesehatan yang semakin meningkat dengan kondisi keuangan BPJS yang tetap.
