Gas air mata mengandung berbagai senyawa aktif, seperti CS gas (2-chlorobenzylidene malononitrile) dan oleoresin capsicum (OC). Prof. Zullies Ikawati, PhD, Pharm, menjelaskan bahwa tabung gas air mata memiliki batas masa kedaluwarsa yang penting untuk diperhatikan. Jika melewati batas waktu, senyawa kimia bisa terdegradasi dan menghasilkan produk samping yang lebih iritan atau beracun.
Efek dari gas air mata yang kedaluwarsa bisa lebih berat daripada yang baru, dengan kemungkinan iritasi mata, hidung, tenggorokan, batuk, mual, dan sesak napas. Prof. Zullies juga menjelaskan bahwa tabung gas air mata yang kedaluwarsa tidak selalu memiliki daya merusak yang lebih rendah. Bahkan dalam hal keamanan, dapat menjadi lebih berbahaya karena risiko produk samping yang tidak terduga.
Penggunaan gas air mata yang kedaluwarsa juga meningkatkan risiko tabung gagal meledak dengan benar atau bahkan meledak tanpa kendali. Meskipun ada kemungkinan efek iritasi berkurang, tetapi risiko yang tidak terprediksi terhadap tubuh akan lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memahami batas masa kedaluwarsa tabung gas air mata dan tidak mengabaikan keamanan saat menggunakannya.