Pasien kanker paru seringkali harus menjalani terapi sepanjang hidup, dengan obat yang harus terus dikonsumsi selama sel kanker masih aktif. Hal ini memberikan beban mental dan finansial yang besar bagi para pasien. Patricia Susanna, salah satu pasien kanker paru, mengungkapkan bahwa dirinya harus minum obat setiap hari tanpa tahu kapan bisa berhenti, sementara di Malaysia terdapat keringanan biaya bagi pengobatan pasien kanker. Selain beban biaya, Susan juga khawatir dengan resistensi obat, karena jika tubuh tidak lagi merespons terapi, maka pilihan obat alternatif menjadi terbatas. Tantangan ini membuat Susan berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih besar agar terapi inovatif dapat dijangkau dengan lebih mudah bagi para pasien kanker paru.