Bisnis kuliner memang menjanjikan, tetapi kenyataannya banyak bisnis ini mengalami kegagalan dalam waktu singkat. Menurut laporan CNN Indonesia, sekitar 54% pengusaha makanan dan minuman hanya bisa bertahan selama 5 bulan, terutama di tengah pandemi COVID-19. Bahkan, artikel VOI menyebutkan bahwa lebih dari 70% bisnis kuliner mengalami kegagalan dalam 1-3 tahun pertama.
Berbagai penyebab kegagalan bisnis kuliner telah diidentifikasi. Sebagai contoh, fokus hanya pada makanan tanpa strategi bisnis holistik, laporan keuangan dan penjualan yang tidak terorganisir, pelayanan yang lambat meski kualitas makanan bagus, kurang inovasi, serta standarisasi operasional dan SOP yang kurang ketat dapat menjadi faktor penyebab kegagalan tersebut.
Untuk mengatasi hal ini, pengusaha kuliner dapat menerapkan beberapa tips berdasarkan riset akademik dan panduan dari para ahli. Misalnya, mengadopsi strategi bisnis yang lebih besar daripada hanya fokus pada makanan, menggunakan aplikasi kasir (POS) untuk mengelola laporan dan transaksi secara terorganisir, memanfaatkan QR menu untuk meningkatkan efisiensi pelayanan, memperhatikan inovasi dalam model bisnis, serta menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat.
Dengan memahami faktor-faktor kegagalan yang umum terjadi dalam bisnis kuliner dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya, diharapkan bisnis kulinermu dapat bertahan dan berkembang. Membangun manajemen yang cermat, beradaptasi dengan perkembangan teknologi, dan menerapkan strategi bisnis yang tepat adalah kunci utama keberhasilan bisnis kuliner.