Sebagai pionir endoskopi BESS di Indonesia, Dr. dr. Wawan Mulyawan menyoroti pentingnya workshop ini. Menurutnya, workshop tersebut memberikan kesempatan berharga bagi peserta untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam teknik minimal invasif yang kini menjadi standar global dalam penanganan masalah tulang belakang. Teknik BESS pada dasarnya memberikan peluang pasien untuk menjalani prosedur operasi yang lebih aman, dengan dokter dapat melakukan tindakan secara efektif tanpa perlu membuat sayatan besar. Hal ini diyakini akan meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Dr. Dimas Rahman, Sp.BS, MARS, FTB, FINSS juga menyambut antusiasme terhadap pelatihan ini. Baginya, pelatihan tersebut menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Dr. Dimas menyatakan kegembiraannya atas partisipasi dalam penyelenggaraan Biportal Endoscopic Spine Course pertama di Indonesia. Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dokter spesialis bedah saraf dan ortopedi dalam melakukan endoskopi tulang belakang, baik pada bagian lumbal maupun cervical.
Teknik endoskopi tulang belakang telah berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam penanganan HNP (hernia nukleus pulposus). Dr. Dimas menegaskan bahwa kemajuan teknologi medis di Indonesia tidak kalah dengan negara lain, dan biaya perawatan yang ditawarkan juga lebih terjangkau bagi pasien. Ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki kemampuan dan fasilitas yang memadai dalam penanganan masalah tulang belakang secara efisien dan efektif.