Melalui serangkaian uji laboratorium, penelitian mengungkap bahwa kombinasi glisin dan asam laktat dengan rasio molar 1:3 serta penambahan air 50 persen merupakan formulasi NADES yang paling optimal. Hasil ekstraksi ini berhasil memisahkan senyawa utama, yaitu 3,5-dikafeoilquinat (3,5-DCQA), yang kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut. Ekstrak NADES dan fraksi kaya 3,5-DCQA menunjukkan aktivitas antioksidan dan antiretroviral dalam pengujian in vitro. Studi in silico juga menunjukkan bahwa 3,5-DCQA memiliki potensi untuk menghambat protein gp120 HIV-1, yang merupakan target penting dalam fase awal infeksi HIV. Temuan ini membuka peluang pengembangan 3,5-DCQA sebagai kandidat bahan aktif dalam formulasi obat herbal antiretroviral berbasis bahan alam Indonesia. Capaian ini juga memperkuat posisi riset Ermi sebagai sumber pengetahuan dalam pemanfaatan NADES dan menegaskan potensi besar Indonesia dalam pengembangan fitofarmaka yang bersaing secara global.