Wanita paruh baya, yang umumnya berusia antara 45 hingga 60 tahun, seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup terutama dalam kampanye kesehatan reproduksi. Mereka menghadapi tantangan kompleks seperti masa transisi menopause dan peningkatan risiko kanker reproduksi. Prioritas penguatan isu kesehatan reproduksi juga terlihat dalam Visi Indonesia Emas 2045 dengan fokus kebijakan kependudukan dan pembangunan keluarga. Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 yang bertujuan menciptakan penduduk berkualitas, sejahtera, dan kompetitif global. Wanita paruh baya mengalami perubahan biologis, psikologis, dan sosial yang signifikan terutama selama fase transisi menopause. Penurunan hormon estrogen dapat berdampak pada kesehatan reproduksi seperti gangguan menstruasi, disfungsi seksual, serta risiko penyakit tidak menular. Ilmuwan tengah mempelajari cara membantu wanita aktif dan sehat saat bertambahnya usia.