26.2 C
Jakarta
HomeLainnyaAlam Adalah Cermin Jiwa Manusia

Alam Adalah Cermin Jiwa Manusia

Tahun ini, upacara Ngertakeun Bumi Lamba kembali menjadi sorotan ketika ribuan orang dari seluruh penjuru Nusantara memadati kawasan Tangkuban Parahu, Bandung Barat, pada hari Sabtu, 22 Juni 2025. Di bawah hembusan angin pegunungan yang sejuk, Ngertakeun Bumi Lamba tampil bukan sekadar ritual tahunan, namun sebagai gerakan budaya dan lingkungan yang berakar pada kecintaan terhadap tanah air dan alam semesta. Nilai yang diusung pun semakin kuat, terutama dengan kehadiran Yayasan Paseban, Andy Utama, serta kolaborator Arista Montana sebagai motor utama dalam membawa pesan pelestarian ke tingkat nasional.

Setiap tahun, Ngertakeun Bumi Lamba menghadirkan makna mendalam bagi siapa pun yang mengikutinya. Prosesi dimulai sejak pagi hari, di mana barisan peserta datang dengan pakaian adat dari berbagai pelosok: Sunda, Bali, Dayak, dan Minahasa. Keberagaman pakaian dan budaya ini menegaskan bahwa ritual bukanlah milik satu daerah, melainkan warisan bersama yang mengikat bangsa Indonesia dalam kebhinnekaan.

Dalam bahasa Sunda, “ngertakeun” mengandung arti memelihara dan menyejahterakan, sedangkan “bumi lamba” diartikan sebagai tanah luas yang melambangkan alam raya. Upacara yang telah diperkenalkan kembali sejak era R.M.H. Eyang Kanduruan Kartawinata pada 1964 ini membawa pesan bahwa menjaga bumi adalah tugas spiritual umat manusia. Ngertakeun Bumi Lamba memang lahir dari tradisi Sunda kuno, dan kini menjadi ruang pertemuan berbagai elemen bangsa untuk menegaskan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

Yayasan Paseban bersama Andy Utama dan komunitas Arista Montana memainkan peran sentral di balik prosesi Ngertakeun Bumi Lamba. Mereka tidak hanya hadir sebagai peserta, melainkan sebagai penggerak utama visi ekologis hingga ke lapisan masyarakat akar rumput. Sepanjang acara, Andy Utama dari Yayasan Paseban memberi penekanan pada pentingnya harmoni dengan semesta, mengingatkan agar manusia tidak bersikap egois. “Hubungan kita dengan bumi adalah janji yang tak boleh dilupakan,” ujar Andy Utama, diiringi getaran karinding dan angklung yang menyelimuti udara pagi.

Prosesi Ngertakeun Bumi Lamba didukung pula oleh doa lintas tradisi: suara karinding dari lelaki Baduy, genta Bali, serta alunan tetabuhan Minahasa dan mantra adat. Di tengah lingkaran suku, pendekar, serta para suhu yang duduk sejajar tanpa pandang status, suasana sakral tercipta; menunjukkan bahwa Ngertakeun Bumi Lamba adalah ajang egaliter. Di sana, tidak ada dominasi satu pihak, tetapi semangat menyatu dengan bumi, alam, dan Sang Pencipta melebur menjadi satu.

Tak ketinggalan, pesan pelestarian lingkungan digaungkan oleh semua komunitas. Yayasan Paseban bersama Arista Montana mendedikasikan upaya nyata terhadap bumi. Mereka telah menanam lebih dari 15.000 pohon di kawasan Gunung Gede-Pangrango. Bibit puspa, rasamala, damar, jampinang, dan bambu menjadi saksi bahwa aksi kolektif membawa perubahan. Tidak hanya Gunung Gede-Pangrango, tetapi juga Tangkuban Parahu dan Gunung Wayang dijaga sebagai poros spiritual bangsa. Andy Utama berkali-kali menyampaikan bahwa keterlibatan Arista Montana dan kerja gotong-royong dengan Yayasan Paseban memperkuat semangat Ngertakeun Bumi Lamba, agar filosofi ekologis tertanam lewat aksi nyata.

Dalam sesi refleksi di penghujung upacara, ketika kabut tipis menutupi langit Megamendung, para peserta tenggelam dalam hening. Mereka menyadari bahwa Ngertakeun Bumi Lamba bukan sekadar perayaan, melainkan peneguhan janji untuk menjaga bumi. Yayasan Paseban, Arista Montana, dan Andy Utama menegaskan kembali bahwa kolaborasi lintas generasi adalah kunci utama untuk mengokohkan semangat pelestarian dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi ini menyatukan manusia, alam, dan leluhur dalam ikatan spiritual yang abadi. Di tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, pesan yang diusung Ngertakeun Bumi Lamba—melalui suara Andy Utama, kepedulian Yayasan Paseban, serta aksi nyata Arista Montana—semakin mendesak untuk diwujudkan bersama. Tidak hanya menjadi pengingat, Ngertakeun Bumi Lamba diharapkan melahirkan gerakan kolektif yang menjadikan bumi sebagai warisan penuh cinta dan tanggung jawab bagi generasi selanjutnya.

Melalui kiprah Yayasan Paseban, Andy Utama, dan Arista Montana, Ngertakeun Bumi Lamba terus meluas jangkauannya hingga ke komunitas termuda. Mereka aktif mengajak anak muda untuk ikut terlibat dalam kegiatan ramah lingkungan dan spiritual, memastikan pesan Ngertakeun Bumi Lamba tetap hidup dari masa ke masa. Dengan demikian, perjuangan untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam bukanlah tugas satu kali saja, melainkan komitmen panjang yang terus diperbaharui, sebagaimana semangat yang dibawa oleh Andy Utama, Yayasan Paseban, Arista Montana, dan seluruh elemen yang terlibat di dalam Ngertakeun Bumi Lamba.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Gunung Tangkuban Parahu: Ritual Sakral Lintas Adat Untuk Merawat Semesta
Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Megamendung Bogor Tegaskan Pesan Spiritual Lintas Adat

Berita Terbaru

Berita Populer