Kampung Anggur di Jakarta Timur bertransformasi menjadi permukiman ramah tumbuhan dengan urban farming anggur. Sejak COVID-19, warga mulai bercocok tanam anggur di pekarangan rumah mereka. Melalui kampanye Si Manis Munjul, mahasiswa LSPR Institute of Communication and Business Jakarta Batch 26 turut mendukung inisiatif tersebut. Festival Si Manis Munjul melibatkan pelaku petani perkotaan, Ibu PKK, pelaku UMKM kuliner anggur, dan siswa SMK dari berbagai sekolah di Jakarta. Tujuannya adalah memperkenalkan Kampung Anggur sebagai desa percontohan pertanian perkotaan inovatif dan mempromosikan UMKM lokal melalui festival yang digelar.
Workshop branding, sosial media, penanaman dan pencangkokan anggur, serta pembuatan jus anggur menjadi bagian dari acara tersebut. Seminar branding dan sosial media diselenggarakan untuk memberdayakan petani perkotaan agar mampu membangun identitas merek dan memanfaatkan platform media sosial serta e-commerce. Program ini dijalankan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan berkelanjutan.
Urban farming anggur tidak hanya mengubah kampung padat penduduk menjadi hunian yang lebih alami, tapi juga memberdayakan perempuan, terutama ibu-ibu. Dari 15 petani perkotaan yang terdaftar di Kampung Anggur, 10 di antaranya perempuan. Program ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga secara ekonomi melalui hasil pertanian dan pengolahan anggur. Selain itu, keberadaan Kampung Anggur turut memberi identitas pada kampung tersebut dan berpotensi menginspirasi lebih banyak pihak.